Gempa 5,4 SR Mengguncang Sumatra Utara

Gempa 5,4 SR Mengguncang Sumatra Utara

Blogtubers – Gempa bumi berkekuatan 5,4 skala Richter mengguncang wilayah Sumatra Utara pada Sabtu (23/8/2025) sore. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 17.54 WIB dengan pusat gempa berada di darat, kedalaman 58 kilometer. Peristiwa ini tidak menimbulkan tsunami, namun cukup kuat dirasakan warga di beberapa kota besar, termasuk Medan, Binjai, dan Pematangsiantar.


Kronologi Terjadinya Gempa

BMKG melaporkan bahwa episentrum gempa berada di koordinat 2,5 Lintang Utara dan 98,7 Bujur Timur. Titik ini terletak di sekitar wilayah Tapanuli Utara. Getaran gempa terdeteksi hingga ke beberapa daerah di Aceh bagian selatan dan Sumatra Barat.

Sejumlah warga mengaku panik saat guncangan terjadi. Beberapa keluar dari rumah dan gedung perkantoran untuk menyelamatkan diri. Meski demikian, tidak ada laporan kerusakan besar atau korban jiwa hingga berita ini diturunkan. Menurut BMKG, guncangan dengan skala 5,4 SR termasuk kategori gempa menengah yang biasanya tidak menimbulkan kerusakan masif, namun tetap bisa dirasakan cukup kuat.


Respons Pemerintah dan BMKG

Pemerintah daerah Sumatra Utara segera menurunkan tim tanggap darurat untuk mengecek kondisi lapangan. Hingga malam hari, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melakukan pendataan rumah, fasilitas umum, serta infrastruktur yang mungkin terdampak.

Kepala BMKG menyampaikan bahwa masyarakat diimbau tetap tenang, namun waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. “Gempa dengan kekuatan sedang bisa diikuti oleh gempa susulan, walau biasanya dengan magnitudo yang lebih kecil. Kami meminta masyarakat tidak terpancing isu yang tidak benar,” ujarnya.

BMKG juga mengingatkan pentingnya edukasi kebencanaan. Indonesia sebagai negara yang berada di Cincin Api Pasifik memang rawan gempa, sehingga kesiapsiagaan masyarakat sangat dibutuhkan.


Dampak dan Kondisi Warga

Meski tidak ada korban jiwa, sejumlah warga di Tapanuli Utara melaporkan keretakan kecil pada dinding rumah. Beberapa sekolah juga mengalami plafon yang jatuh akibat guncangan. Di Medan, warga di perumahan tinggi mengaku merasakan ayunan cukup kuat.

Rasa panik masih terasa hingga beberapa jam setelah gempa. Banyak masyarakat memilih berkumpul di luar rumah hingga situasi dianggap aman. Beberapa posko kesehatan darurat didirikan untuk memberikan layanan kepada warga yang mengalami trauma.


Pandangan Ahli Gempa

Ahli geologi dari Universitas Sumatra Utara, Dr. Rudi Hartono, menjelaskan bahwa wilayah Tapanuli dan sekitarnya merupakan daerah rawan gempa karena berada di jalur patahan Sumatra. “Aktivitas tektonik di jalur ini memang cukup tinggi. Guncangan seperti 5,4 SR relatif sering terjadi. Yang penting adalah kesiapan masyarakat dalam menghadapi risiko,” kata Rudi.

Ia menambahkan bahwa gempa dengan kedalaman menengah seperti ini cenderung tidak memicu tsunami. Namun, faktor geologi setempat bisa saja memengaruhi skala kerusakan. Oleh sebab itu, penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui dampak lebih detail.


Upaya Mitigasi dan Edukasi

Peristiwa gempa di Sumatra Utara ini kembali mengingatkan akan pentingnya mitigasi bencana. Pemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD, PMI, dan relawan masyarakat untuk melakukan sosialisasi langkah-langkah penyelamatan diri saat terjadi gempa.

Beberapa hal yang disosialisasikan antara lain:

  1. Drop, Cover, Hold On – Berlindung di bawah meja atau struktur yang kuat saat gempa terjadi.
  2. Hindari penggunaan lift saat guncangan terjadi.
  3. Jika berada di luar ruangan, jauhi bangunan tinggi, tiang listrik, dan pepohonan besar.
  4. Selalu siapkan tas darurat berisi kebutuhan penting seperti obat-obatan, air minum, dan dokumen penting.

Edukasi ini diharapkan dapat mengurangi kepanikan masyarakat dan meminimalkan korban jika terjadi bencana serupa di masa depan.

Baca Juga : ”The Grandest Food & Beverage Fashion Expo Ever! Hong Kong Hosts Asia’s Biggest Culinary Event


Peran Teknologi dalam Peringatan Dini

Seiring perkembangan teknologi, sistem peringatan dini gempa terus ditingkatkan. BMKG kini menggunakan sensor seismik modern yang mampu memberikan laporan lebih cepat. Aplikasi mobile resmi BMKG juga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi akurat dalam hitungan detik setelah gempa terjadi.

Selain itu, kolaborasi dengan operator seluler membuat pesan darurat bisa langsung dikirimkan ke ponsel masyarakat di area terdampak. Langkah ini diharapkan bisa mempercepat respon masyarakat sehingga evakuasi bisa dilakukan lebih efektif.

Gempa bumi 5,4 SR yang mengguncang Sumatra Utara menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat Indonesia bahwa kewaspadaan tidak boleh kendor. Meski tidak menimbulkan tsunami maupun kerusakan parah, peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya kesiapan menghadapi bencana alam.

Dengan kerjasama antara pemerintah, lembaga kebencanaan, akademisi, dan masyarakat, mitigasi risiko bisa dilakukan lebih baik. Edukasi, teknologi, serta kedisiplinan dalam menghadapi situasi darurat akan menjadi kunci agar setiap guncangan tidak berubah menjadi bencana besar.