LoraxBench: Benchmark AI untuk 20 Bahasa Daerah Indonesia

LoraxBench: Benchmark AI untuk 20 Bahasa Daerah Indonesia

BogtubersPerkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia terus menunjukkan kemajuan pesat, khususnya dalam bidang pemrosesan bahasa alami. Baru-baru ini, para peneliti merilis LoraxBench: Benchmark AI untuk 20 Bahasa Daerah Indonesia, sebuah proyek yang digagas untuk mendukung riset serta pengembangan teknologi bahasa di Nusantara. Kehadiran benchmark ini menjadi angin segar bagi dunia riset, industri, dan komunitas yang peduli terhadap pelestarian bahasa daerah.


Latar Belakang LoraxBench

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keragaman bahasa terbesar di dunia. Menurut data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, terdapat lebih dari 700 bahasa daerah yang hidup dan digunakan masyarakat di berbagai wilayah. Sayangnya, sebagian besar bahasa daerah tersebut masih minim dukungan dari sisi teknologi, terutama dalam ranah digital dan kecerdasan buatan.

Selama ini, penelitian AI lebih banyak berfokus pada bahasa-bahasa dengan jumlah penutur besar seperti bahasa Inggris, Mandarin, atau Spanyol. Bahasa Indonesia sendiri baru mendapat perhatian luas dalam beberapa tahun terakhir. Namun, bahasa daerah masih kerap terabaikan, padahal keberadaannya penting sebagai identitas budaya sekaligus warisan pengetahuan lokal.

LoraxBench hadir untuk menjawab tantangan tersebut. Dengan memanfaatkan pendekatan benchmark multitugas, proyek ini berusaha membangun tolok ukur kinerja model AI dalam memahami, menerjemahkan, dan memproses bahasa daerah.


Apa Itu LoraxBench?

LoraxBench adalah sebuah benchmark multitugas yang dirancang khusus untuk mendukung 20 bahasa daerah di Indonesia. Benchmark ini berisi kumpulan data, tugas, serta standar evaluasi yang memungkinkan para peneliti menguji performa model AI secara lebih komprehensif.

Berbeda dengan proyek sebelumnya yang umumnya hanya berfokus pada satu atau dua tugas (misalnya terjemahan atau klasifikasi teks), LoraxBench mencakup berbagai skenario penggunaan. Beberapa di antaranya meliputi:

  1. Terjemahan antar bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
  2. Klasifikasi teks berdasarkan topik atau emosi.
  3. Pemahaman bacaan (reading comprehension).
  4. Generasi teks dengan konteks lokal.
  5. Pencarian informasi berbasis bahasa daerah.

Pendekatan multitugas ini diharapkan bisa mempercepat adopsi AI dalam skala nasional, sekaligus memberikan peluang bagi startup maupun industri besar untuk mengembangkan layanan berbasis bahasa Nusantara.


Bahasa Daerah yang Didukung

LoraxBench mencakup 20 bahasa daerah yang dipilih berdasarkan jumlah penutur, vitalitas, dan ketersediaan data. Beberapa di antaranya adalah:

  • Jawa
  • Sunda
  • Minangkabau
  • Bugis
  • Madura
  • Bali
  • Batak (Toba dan Karo)
  • Banjar
  • Aceh
  • Makassar
  • Dayak Ngaju
  • Sasak
  • Rejang
  • Melayu Riau
  • Papua (Beberapa bahasa lokal seperti Biak dan Dani)

Dengan cakupan tersebut, LoraxBench tidak hanya memperhatikan bahasa besar dengan jutaan penutur, tetapi juga bahasa yang lebih kecil namun memiliki nilai budaya tinggi.

Baca Juga : ”Bitcoin Falls Below $112K, Supply in Loss Doubles


Manfaat LoraxBench bagi Dunia Riset

Bagi para peneliti, kehadiran LoraxBench memberikan banyak keuntungan. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Standarisasi Evaluasi.
    Sebelum adanya benchmark ini, pengujian model AI bahasa daerah sering kali tidak konsisten karena perbedaan dataset. LoraxBench menawarkan tolok ukur yang seragam.
  2. Akselerasi Inovasi.
    Dengan adanya data yang sudah terstruktur, peneliti dapat langsung menguji model tanpa harus membuat dataset dari nol. Ini mempercepat proses inovasi dan riset.
  3. Kolaborasi Lebih Luas.
    LoraxBench membuka kesempatan kolaborasi antar universitas, komunitas, hingga perusahaan rintisan (startup).
  4. Peluang Publikasi.
    Benchmark ini memungkinkan penelitian AI berbasis bahasa daerah Indonesia tampil dalam forum internasional.

Dampak bagi Industri

Selain dunia akademis, industri juga berpotensi besar memanfaatkan LoraxBench. Misalnya:

  • Startup AI lokal dapat mengembangkan aplikasi terjemahan antar bahasa daerah dan bahasa Indonesia untuk mendukung komunikasi lintas budaya.
  • E-commerce bisa menyediakan fitur customer service berbasis bahasa daerah agar lebih dekat dengan konsumen.
  • Media digital dapat membuat konten lokal yang lebih relevan dengan bahasa masyarakat setempat.
  • Pemerintah daerah bisa menggunakannya untuk aplikasi edukasi, pelestarian budaya, hingga layanan publik yang lebih inklusif.

Dengan demikian, LoraxBench bukan hanya alat riset, melainkan fondasi penting bagi ekosistem teknologi bahasa Indonesia.


Tantangan Pengembangan LoraxBench

Meski menjanjikan, proyek ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Keterbatasan Data.
    Tidak semua bahasa daerah memiliki dokumentasi tertulis yang memadai. Banyak bahasa hanya dituturkan secara lisan sehingga sulit dikonversi ke dataset digital.
  2. Variasi Dialek.
    Bahasa daerah sering kali memiliki ragam dialek yang berbeda antar wilayah. Misalnya, bahasa Jawa di Solo berbeda dengan di Banyumas.
  3. Kurangnya Tenaga Ahli.
    Riset AI berbasis bahasa daerah membutuhkan kombinasi pengetahuan linguistik, budaya, dan teknologi. Saat ini, jumlah ahli yang menguasai ketiganya masih terbatas.
  4. Pendanaan.
    Proyek besar seperti ini memerlukan dana besar, baik untuk pengumpulan data maupun pengembangan model AI.

Harapan ke Depan

Dengan adanya LoraxBench, para peneliti dan pengembang AI di Indonesia memiliki pijakan kuat untuk mengangkat bahasa daerah ke ranah digital. Harapannya, proyek ini tidak berhenti pada 20 bahasa saja, melainkan diperluas hingga ratusan bahasa lain di Nusantara.

Lebih jauh, keberadaan benchmark ini bisa menjadi inspirasi bagi negara multibahasa lain, seperti India atau Papua Nugini, untuk mengembangkan proyek serupa. Indonesia berpotensi menjadi pelopor dalam bidang teknologi bahasa berbasis keragaman linguistik.


Dukungan Komunitas dan Pemerintah

Agar LoraxBench benar-benar bermanfaat luas, dukungan komunitas dan pemerintah sangat dibutuhkan. Komunitas dapat berperan dalam menyumbangkan data bahasa daerah, misalnya melalui transkrip percakapan, cerita rakyat, atau lagu tradisional.

Sementara itu, pemerintah bisa mendukung lewat regulasi, pendanaan, dan integrasi dengan program nasional seperti Merdeka Belajar atau Digitalisasi Desa. Jika semua pihak terlibat, visi Indonesia sebagai pusat riset AI multibahasa bukanlah hal mustahil.


Kata Kunci dalam Konten

  • LoraxBench: Benchmark AI untuk 20 Bahasa Daerah Indonesia (paragraf pembuka).
  • LoraxBench (2 kali di bagian isi konten).

Kemunculan LoraxBench menjadi tonggak sejarah baru bagi perkembangan teknologi bahasa di Indonesia. Dengan mendukung 20 bahasa daerah, proyek ini tidak hanya mendorong kemajuan riset AI, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang nyaris terpinggirkan di era digital.

Seiring waktu, LoraxBench diharapkan bisa terus berkembang, memberi manfaat nyata bagi masyarakat, dan menempatkan Indonesia di peta dunia sebagai negara pelopor teknologi AI multibahasa.