Blogtubers – Dunia hiburan Indonesia sedang ramai membicarakan unggahan terbaru dari aktris dan penyanyi Leony Vitria Hartanti. Dalam pernyataannya di media sosial, Leony menyinggung soal pajak waris yang ia hadapi setelah kepergian orang tuanya. Curhatan itu cepat viral karena banyak orang merasa senasib dan menilai aturan pajak di Indonesia masih belum adil.

Leony, yang dikenal sejak masa grup vokal B3 hingga kini aktif berakting, menulis bahwa proses administrasi pajak waris sangat melelahkan. Ia juga mengaku harus mengeluarkan biaya besar untuk memenuhi kewajiban tersebut. Menurutnya, pajak seharusnya tidak menjadi beban berat bagi keluarga yang baru kehilangan anggota tercinta. Dalam unggahan itu, Leony menegaskan harapannya agar Indonesia bisa menjadi negara yang lebih adil dan berempati terhadap rakyatnya.
Curhatan Leony Jadi Sorotan Publik
Unggahan Leony langsung menarik perhatian publik. Banyak warganet memberikan dukungan dan memahami perasaan sang aktris. Mereka berpendapat, sistem pajak di Indonesia memang sering kali memberatkan masyarakat, terutama dalam urusan warisan keluarga.
Selain itu, banyak orang juga membagikan pengalaman pribadi serupa. Mereka merasa harus menanggung beban biaya besar hanya untuk mengurus administrasi warisan. Komentar penuh empati membanjiri media sosial.
Di sisi lain, Leony dipuji karena berani membahas isu sensitif yang jarang disentuh selebritas. Beberapa artis lain ikut memberikan komentar dukungan. Hal ini menandakan bahwa masalah pajak waris bukan hanya dialami masyarakat biasa, tetapi juga kalangan publik figur.
Namun, ada pula pihak yang menilai pajak tetap perlu ditegakkan. Mereka berpendapat bahwa kewajiban pajak adalah bagian dari kontribusi terhadap negara. Meski begitu, kelompok ini juga sepakat bahwa pemerintah perlu meninjau ulang aturan pajak waris agar lebih adil.
Baca Juga : ”Amazon, Disney+, HBO Max Experience Global Outage Today”
Pajak Waris di Indonesia dan Aturannya
Isu yang diangkat Leony membuka kembali perbincangan soal bagaimana pajak waris diatur di Indonesia. Berdasarkan ketentuan Direktorat Jenderal Pajak, warisan sebenarnya tidak termasuk objek pajak penghasilan (PPh). Akan tetapi, saat warisan itu menghasilkan pendapatan baru, barulah dikenakan pajak sesuai aturan yang berlaku.
Masalah muncul karena proses administrasinya cukup rumit. Selain itu, ada biaya tambahan seperti Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Untuk warisan berupa properti, ahli waris harus membayar BPHTB sebelum bisa mengalihkan kepemilikan. Nilai pajaknya bisa mencapai 5% dari Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP), tergantung kebijakan daerah.
Bagi sebagian orang, angka ini mungkin tidak besar. Namun bagi keluarga yang baru kehilangan orang tua, beban tersebut terasa berat. Biaya pengurusan hukum, administrasi, hingga pajak sering kali muncul bersamaan. Karena itu, Leony merasa sedih bukan hanya karena nominal uang, tetapi juga karena kurangnya empati dalam kebijakan publik yang menyangkut kematian.
Pandangan dari Kalangan Ekonomi dan Hukum
Pernyataan Leony menarik perhatian pakar ekonomi dan hukum pajak. Mereka menilai, aturan pajak di Indonesia memang perlu disesuaikan agar lebih manusiawi.
Menurut seorang ekonom dari Universitas Indonesia, pajak waris seharusnya memiliki batasan nilai tertentu. Dengan demikian, masyarakat dengan aset kecil hingga menengah tidak ikut terbebani. “Pajak waris idealnya bersifat progresif. Jika nilainya kecil, harus ada pembebasan sebagian,” jelasnya.
Sementara itu, pakar hukum pajak menambahkan bahwa pemerintah perlu memperbaiki sistem administrasi pajak. Misalnya dengan digitalisasi layanan atau bantuan hukum gratis untuk ahli waris. Dengan langkah ini, masyarakat tidak akan merasa kesulitan ketika harus mengurus warisan keluarga.
Reaksi Warganet: Empati dan Solidaritas
Curhatan Leony menimbulkan gelombang empati di dunia maya. Tagar #Leony menjadi trending di platform X dan Instagram beberapa jam setelah ia mengunggah pernyataannya.
Banyak komentar yang bernada dukungan. Warganet menilai bahwa suara Leony mewakili keresahan kelas menengah yang sering terabaikan. Mereka bukan kelompok miskin yang menerima bantuan, tetapi juga bukan golongan kaya yang mudah membayar pajak besar.
Selain itu, unggahan Leony dianggap membuka ruang diskusi baru tentang keadilan sosial. Isu pajak yang selama ini dianggap teknis kini menjadi pembicaraan publik yang menyentuh sisi emosional masyarakat.
Leony, Sosok Artis dengan Kepedulian Sosial
Terlepas dari kontroversinya, banyak penggemar memuji kejujuran Leony. Ia dikenal sebagai artis yang jarang mencari sensasi. Sejak kecil, ia tumbuh di dunia hiburan dengan reputasi baik dan karakter yang sederhana.
Dalam pernyataannya, Leony menegaskan bahwa ia tidak menolak pajak. Ia hanya berharap agar pemerintah bisa lebih memahami kondisi emosional masyarakat ketika harus menghadapi peraturan pajak waris. Menurutnya, pajak bukan hanya soal angka di atas kertas, tetapi juga tentang rasa keadilan.
Pernyataan itu membuat publik merasa bahwa Leony berbicara dengan hati, bukan sekadar mencari perhatian. Ia berhasil mengubah isu perpajakan menjadi percakapan yang lebih manusiawi dan reflektif.
Harapan untuk Indonesia yang Lebih Adil
Di akhir unggahannya, Leony menulis kalimat sederhana namun menyentuh: “Aku cuma ingin Indonesia jadi negara yang lebih baik, lebih adil untuk semua.” Ucapan ini mendapat ribuan tanda suka dan dibagikan ulang oleh banyak akun publik.
Harapan Leony sejalan dengan keinginan masyarakat luas. Mereka ingin sistem pajak yang transparan, adil, dan berpihak pada rakyat. Para pengamat berharap pemerintah dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengevaluasi kebijakan pajak waris secara menyeluruh.
Selain itu, banyak yang percaya bahwa curhatan Leony bisa menjadi titik awal perubahan. Pemerintah perlu melihat suara publik sebagai masukan, bukan sekadar kritik. Dengan begitu, keadilan sosial bisa benar-benar dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Kasus Leony bukan sekadar viral di dunia maya. Ia menjadi cermin nyata tentang bagaimana kebijakan publik berdampak langsung pada kehidupan pribadi masyarakat. Dari dunia hiburan, suara Leony menyebar hingga ke ranah kebijakan dan hukum.
Akhirnya, publik berharap agar pemerintah memperbaiki aturan pajak dengan lebih bijak. Keberanian Leony membuktikan bahwa seniman juga bisa menjadi suara rakyat. Semoga, seperti harapannya, Indonesia benar-benar menjadi negara yang lebih baik — tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata.