Ika Zidane, Pengisi Suara Ninja Hattori dan Doraemon, Tutup Usia

Ika Zidane, Pengisi Suara Ninja Hattori dan Doraemon, Tutup Usia

BlogtubersKabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air. Ika Zidane, pengisi suara Ninja Hattori dan Doraemon, dikabarkan meninggal dunia pada Selasa, 22 Oktober 2025. Kabar ini pertama kali disampaikan oleh komunitas pengisi suara Indonesia melalui media sosial dan segera menjadi perbincangan luas di berbagai platform daring.

Ika Zidane dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam industri voice-over Indonesia, terutama di dunia dubbing animasi Jepang yang tayang di televisi nasional sejak era 1990-an hingga 2000-an. Suaranya yang khas, ceria, dan penuh karakter menjadi bagian dari masa kecil banyak generasi.


Jejak Panjang Karier Ika Zidane di Dunia Dubbing

Perjalanan karier Ika Zidane dimulai sejak akhir tahun 1980-an. Kala itu, dunia pertelevisian Indonesia mulai ramai menayangkan serial kartun Jepang yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Kebutuhan akan pengisi suara pun meningkat, dan Ika termasuk salah satu pionir yang menekuni bidang tersebut secara profesional.

Perannya sebagai Ninja Hattori, bocah ninja baik hati yang selalu menolong teman-temannya, menjadi salah satu karakter paling dikenang. Tidak hanya itu, ia juga mengisi suara karakter Doraemon, robot kucing biru yang datang dari masa depan. Keduanya menjadi ikon budaya populer di Indonesia, dengan suara khas Ika yang mampu memancarkan kehangatan dan kejenakaan sekaligus.

Selain dua karakter legendaris itu, Ika Zidane juga pernah terlibat dalam berbagai proyek dubbing lainnya, seperti Crayon Shinchan, Tsubasa, P-Man, hingga serial lokal dan iklan televisi. Dedikasinya membuatnya dikenal luas di kalangan komunitas pengisi suara.

Baca Juga : ”DKSH Partners With Want Want Vietnam for Expansion


Sosok Rendah Hati dan Penuh Dedikasi

Bagi rekan-rekan sesama voice actor, Ika Zidane dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan selalu siap membantu siapa pun yang ingin belajar seni peran suara. Ia kerap hadir di berbagai workshop dan seminar dubbing untuk membagikan ilmunya kepada generasi muda.

Dalam sebuah wawancara tahun 2020 lalu, Ika pernah mengatakan bahwa menjadi pengisi suara bukan sekadar membaca naskah, melainkan menghidupkan karakter. Ia menjelaskan bahwa seorang dubber harus memahami emosi, situasi, dan konteks cerita agar suara yang dihasilkan terasa nyata bagi pendengar.

“Suara adalah jiwa karakter. Kalau kita tidak masuk ke dalam perannya, hasilnya akan datar. Penonton tidak akan merasa terhubung,” ujarnya kala itu.

Kata-kata itu kini menjadi kenangan berharga yang banyak dibagikan kembali oleh rekan-rekan dan penggemarnya di media sosial.


Duka dan Ucapan Bela Sungkawa dari Rekan Seprofesi

Sejak kabar meninggalnya Ika Zidane tersebar, berbagai ucapan duka cita mengalir dari komunitas pengisi suara dan para penggemar animasi Indonesia. Salah satu rekan seprofesinya, Budi Santoso — yang dikenal sebagai pengisi suara Nobita — menyampaikan rasa kehilangan mendalam.

“Ika bukan hanya rekan kerja, tapi juga sahabat dan mentor bagi banyak orang. Dunia dubbing kehilangan salah satu suaranya yang paling berharga,” tulis Budi dalam unggahan di akun Instagram pribadinya.

Para penggemar juga ramai mengunggah potongan video dan audio dari serial yang pernah diisi suaranya, dengan pesan haru dan ucapan terima kasih atas kenangan masa kecil yang tak terlupakan.

Di platform X (Twitter), tagar #TerimaKasihIkaZidane sempat menjadi trending topic di Indonesia. Banyak warganet menulis bahwa suara Ika adalah bagian dari nostalgia masa kecil yang penuh tawa dan kebahagiaan.


Peran Penting Ika Zidane dalam Menghidupkan Karakter Anak-Anak Indonesia

Tak banyak yang menyadari bahwa dunia dubbing memiliki peran besar dalam membentuk kenangan masa kecil generasi 90-an dan 2000-an. Suara Ika Zidane menjadi jembatan antara budaya Jepang dan penonton Indonesia, menghadirkan pengalaman menonton yang lebih akrab dan menyenangkan.

Keberhasilan serial seperti Ninja Hattori dan Doraemon di Indonesia tidak lepas dari kualitas dubbing yang hidup dan ekspresif. Ika berhasil membuat karakter-karakter tersebut terasa “Indonesia banget”, tanpa kehilangan nuansa aslinya.

Suara ceria dan jenaka miliknya membuat penonton anak-anak merasa dekat, sementara gaya penyampaiannya yang alami membuat pesan moral dari tiap episode tersampaikan dengan baik. Banyak orang yang mengaku bisa meniru gaya bicaranya sebagai bentuk penghormatan dan kenangan lucu masa kecil.


Dubbing Sebagai Seni: Warisan yang Ditinggalkan Ika Zidane

Dalam dunia hiburan, pengisi suara kerap berada di balik layar, namun perannya sangat vital. Ika Zidane menjadi contoh nyata bagaimana seorang voice actor bisa memberi pengaruh besar tanpa harus tampil di depan kamera.

Kecintaannya pada profesi ini terlihat dari cara ia berbagi ilmu. Ia sempat menjadi pembicara di beberapa kampus seni dan komunikasi, menjelaskan bahwa seni peran suara membutuhkan latihan panjang, empati, dan kepekaan terhadap intonasi.

Ia juga sempat menyuarakan keprihatinan terhadap minimnya perhatian terhadap industri dubbing di Indonesia. Dalam salah satu wawancara, ia berharap pemerintah dan lembaga penyiaran dapat memberikan penghargaan lebih besar bagi para pengisi suara yang telah menghibur masyarakat selama puluhan tahun.

Kini, banyak generasi muda yang mengikuti jejaknya dengan bangga. Beberapa bahkan menyebut Ika Zidane sebagai “guru sejati” yang telah membuka jalan bagi mereka untuk menekuni dunia voice acting.


Keluarga dan Rekan Kerja Sampaikan Pesan Perpisahan

Keluarga Ika Zidane mengonfirmasi kabar kepergian beliau dengan penuh duka. Dalam pernyataan singkat, keluarga meminta doa agar almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan segala amal ibadahnya diterima.

“Ika selalu mencintai pekerjaannya dan berusaha memberikan yang terbaik di setiap karakter yang ia perankan. Kami berterima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan masyarakat,” tulis pihak keluarga dalam keterangan resmi.

Upacara pemakaman rencananya digelar secara sederhana di Jakarta pada hari Rabu, 23 Oktober 2025, dan dihadiri oleh rekan-rekan seprofesi serta komunitas pengisi suara dari berbagai daerah.


Pengaruh Ika Zidane di Era Modern Dubbing Indonesia

Meski telah tiada, pengaruh Ika Zidane, pengisi suara Ninja Hattori dan Doraemon, akan terus hidup di dunia hiburan Indonesia. Ia bukan hanya sosok profesional, tapi juga inspirasi bagi generasi baru dalam menghidupkan karakter lewat suara.

Seiring berkembangnya teknologi digital dan animasi lokal, banyak studio kini berupaya meningkatkan kualitas dubbing mereka dengan standar internasional. Dalam proses ini, nama Ika Zidane selalu disebut sebagai salah satu pelopor yang telah membuktikan bahwa pengisi suara juga adalah seniman sejati.

Beberapa proyek animasi Indonesia bahkan menampilkan gaya vokal dan intonasi khas yang terinspirasi darinya — sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya yang luar biasa.


Kenangan Tak Terlupakan untuk Generasi 90-an dan 2000-an

Bagi banyak orang, mendengar suara Ika Zidane adalah seperti membuka pintu waktu. Tawa kecil saat Nobita dikerjai Gian, atau teriakan khas Hattori “Nin-nin!”, menjadi bagian dari memori yang sulit dilupakan.

Kini, meski sosoknya telah berpulang, karya dan suaranya akan terus hidup dalam setiap tayangan ulang, setiap tawa anak-anak, dan setiap kenangan masa kecil yang ia tinggalkan.

Kepergian Ika Zidane meninggalkan duka mendalam sekaligus kebanggaan. Ia telah memberikan warna dan kehidupan bagi karakter-karakter yang menemani generasi demi generasi.

Karyanya membuktikan bahwa suara bisa menjadi medium yang kuat untuk menyentuh hati jutaan orang. Dunia hiburan Indonesia kehilangan salah satu talenta terbaiknya, namun warisan suaranya akan terus menggema dalam ingatan kita semua.