Blogtubers – Band rock asal Inggris, Muse, akhirnya kembali menyapa penggemar di Indonesia lewat konser megah bertajuk Will of the People Tour yang digelar di Carnaval Ancol, Jakarta. Muse Comeback Jakarta, Konser di Ancol Usai 18 Tahun menjadi momen bersejarah karena terakhir kali grup ini tampil di tanah air pada 2007. Ribuan penggemar dari berbagai kota memadati venue, menciptakan atmosfer penuh semangat dan nostalgia.

Sejarah Kehadiran Muse di Indonesia
Muse pertama kali datang ke Indonesia pada pertengahan 2000-an, tepatnya saat mereka sedang berada di puncak popularitas album Black Holes and Revelations. Kala itu, penampilan mereka sukses menyedot puluhan ribu penonton, meninggalkan kesan mendalam bagi para penggemar. Namun, sejak 2007, Muse tidak pernah lagi menginjakkan kaki di panggung Jakarta. Selama hampir dua dekade, kerinduan fans Indonesia terus terjaga, berharap suatu saat idola mereka kembali hadir.
Kembalinya Muse tahun ini menjadi jawaban atas doa panjang itu. Promotor menyebut, tiket konser ludes terjual hanya dalam hitungan jam setelah penjualan dibuka. Antusiasme ini membuktikan bahwa magnet Muse tak pernah pudar, bahkan semakin kuat dengan lahirnya generasi baru pecinta musik rock.
Suasana di Carnaval Ancol
Carnaval Ancol dipilih sebagai lokasi konser karena daya tampungnya yang besar dan fasilitas penunjang modern. Sejak pagi, antrean panjang sudah terlihat di pintu masuk. Para penggemar yang datang mengenakan merchandise khas Muse—kaos, poster, hingga aksesoris glow stick—menciptakan lautan warna hitam dengan nuansa futuristik.
Menjelang malam, panggung megah yang dipenuhi tata cahaya spektakuler semakin menambah antusiasme. Layar LED raksasa menampilkan visual cyberpunk, selaras dengan nuansa album terbaru Muse. Teriakan “Muse! Muse!” menggema begitu lampu sorot mulai diarahkan ke panggung.
Penampilan Spektakuler Muse
Tepat pukul 20.00 WIB, konser dibuka dengan lagu “Will of the People”, yang sekaligus menjadi judul tur global mereka. Energi yang dipancarkan Matthew Bellamy (vokal, gitar), Chris Wolstenholme (bass), dan Dominic Howard (drum) seolah menghipnotis penonton.
Muse memainkan kombinasi lagu baru dan lama. Hits seperti “Hysteria”, “Plug In Baby”, dan “Time Is Running Out” membuat penonton bernyanyi bersama. Sementara lagu terbaru dari album Will of the People memberikan nuansa segar.
Puncak konser terjadi saat “Starlight” dinyanyikan. Seluruh penonton menyalakan lampu ponsel, menciptakan lautan cahaya yang indah. Bellamy bahkan menyapa penonton dengan bahasa Indonesia sederhana, “Apa kabar, Jakarta? Kami rindu kalian!” Sorakan gemuruh pun membahana.
Baca Juga : ”Global Food Giants Struggle with Inflation, Embrace Mergers”
Respons Penonton
Penggemar yang hadir mengaku konser ini melebihi ekspektasi. Banyak yang sudah menunggu sejak 2007 untuk bisa menyaksikan Muse kembali. Beberapa bahkan rela datang dari luar kota, seperti Surabaya, Medan, dan Makassar.
“Saya sudah menunggu 18 tahun. Dulu nonton waktu masih kuliah, sekarang nonton lagi bersama anak saya. Rasanya luar biasa!” ujar salah satu penonton.
Respon di media sosial pun membanjiri jagat maya. Tagar #MuseInJakarta dan #MuseComeback langsung menjadi trending topic di Indonesia. Foto, video, hingga testimoni para penggemar membanjiri Twitter, Instagram, dan TikTok, menegaskan bahwa momen ini benar-benar monumental.
Kejutan di Atas Panggung
Selain membawakan deretan lagu populer, Muse juga memberikan kejutan berupa kolaborasi visual yang menampilkan potongan-potongan video eksklusif perjalanan mereka. Bellamy bahkan memainkan solo gitar dengan aransemen khusus yang hanya ditampilkan di Jakarta.
Salah satu momen menarik adalah ketika Muse membawakan lagu “Knights of Cydonia” sebagai penutup. Teriakan penonton mencapai puncak, dan pesta kembang api menambah kemeriahan suasana.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Kehadiran Muse tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga membawa dampak positif bagi sektor ekonomi lokal. Hotel-hotel di sekitar Jakarta Utara dilaporkan penuh karena penggemar dari luar kota memilih menginap. Restoran dan pusat perbelanjaan juga ramai dikunjungi sebelum dan sesudah konser.
Pihak pengelola Ancol menyebut jumlah kunjungan meningkat drastis. Konser internasional seperti ini dianggap mampu mengangkat kembali citra Jakarta sebagai destinasi hiburan kelas dunia.
Persiapan dan Keamanan
Untuk menjamin kenyamanan penonton, promotor bekerja sama dengan aparat kepolisian dan pihak keamanan Ancol. Ribuan petugas disiagakan, mulai dari area parkir hingga pintu masuk. Selain itu, sistem pembayaran cashless diterapkan untuk mempercepat transaksi di area konser.
Meski jumlah penonton membludak, konser berlangsung tertib tanpa insiden besar. Hal ini mendapat apresiasi dari manajemen Muse yang mengaku puas dengan antusiasme sekaligus kedisiplinan penonton Indonesia.
Reaksi Muse
Dalam wawancara singkat setelah konser, Matthew Bellamy menyampaikan rasa bahagianya bisa kembali ke Jakarta. “Kami merasa disambut dengan hangat. Energi dari penonton di sini sangat luar biasa, kami pasti akan kembali lagi,” ujarnya.
Chris Wolstenholme juga menambahkan bahwa Indonesia memiliki basis penggemar yang unik. “Kami selalu melihat fans Indonesia aktif di media sosial. Mereka luar biasa dalam menunjukkan dukungan,” katanya.
Warisan Musik Muse
Muse dikenal sebagai band yang selalu menghadirkan konsep visual futuristik dengan nuansa politik dan sosial. Sejak debut pada akhir 1990-an, band ini konsisten melahirkan karya yang relevan dan penuh inovasi. Album mereka, seperti Absolution, Black Holes and Revelations, hingga The Resistance, menjadi tonggak penting dalam musik rock modern.
Kembalinya Muse ke Indonesia setelah 18 tahun bukan sekadar konser, tetapi juga perayaan panjang umur sebuah band yang mampu bertahan dan terus relevan di tengah perubahan industri musik.
Harapan Penggemar ke Depan
Banyak penggemar berharap Muse tidak lagi menunggu belasan tahun untuk kembali. Mereka ingin band ini menjadikan Jakarta sebagai salah satu destinasi rutin dalam tur internasional.
Promotor pun optimistis bahwa suksesnya konser ini bisa membuka jalan bagi lebih banyak band besar dunia untuk menggelar konser di Indonesia. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan konser internasional di Asia Tenggara.
Muse Comeback Jakarta, Konser di Ancol Usai 18 Tahun bukan sekadar pertunjukan musik, melainkan momentum bersejarah yang mempertemukan kembali band legendaris dengan penggemar setia mereka. Konser ini membuktikan bahwa musik mampu menjembatani waktu dan jarak, serta menyatukan ribuan orang dalam euforia yang sama. Dengan energi yang begitu besar, tidak berlebihan jika konser Muse di Jakarta disebut sebagai salah satu peristiwa musik paling berkesan di tahun 2025.