Blogtubers – Industri musik Indonesia terus mengalami perkembangan pesat, terutama dengan hadirnya berbagai platform digital yang mempermudah distribusi karya. Namun, di balik pertumbuhan tersebut, masih ada masalah klasik yang belum tuntas: persoalan royalti. Banyak musisi mengeluhkan kurangnya transparansi dalam pembagian hak cipta, bahkan ada yang tidak menerima bayaran sesuai dengan penggunaan karya mereka. Kehadiran teknologi real-time digadang-gadang sebagai solusi konkret untuk memperbaiki sistem distribusi royalti musik yang selama ini penuh tantangan.

Tantangan Lama dalam Distribusi Royalti
Selama bertahun-tahun, sistem pengelolaan royalti musik di Indonesia masih menghadapi berbagai hambatan. Salah satu kendala utama adalah sulitnya mendeteksi penggunaan lagu di ruang publik maupun platform digital. Misalnya, sebuah lagu bisa diputar di kafe, radio, televisi, atau layanan streaming, tetapi pencatatan pemakaiannya sering kali tidak terdata dengan baik.
Keterbatasan ini membuat banyak musisi kehilangan potensi penghasilan. Sebagian dari mereka hanya mengandalkan laporan manual dari pihak pengguna musik, yang tidak jarang menimbulkan ketidakakuratan. Kondisi ini semakin kompleks ketika industri digital berkembang pesat, dengan jutaan pemutaran lagu terjadi setiap harinya di berbagai platform.
Di sinilah urgensi hadirnya sistem yang transparan. Tanpa inovasi teknologi, sulit memastikan hak para pencipta musik terdistribusi dengan adil.
Teknologi Real-Time sebagai Jalan Keluar
Kemunculan teknologi real-time menghadirkan harapan baru. Dengan sistem ini, setiap kali sebuah lagu diputar, data penggunaannya langsung terekam secara otomatis. Tidak perlu lagi bergantung pada laporan manual atau perhitungan estimasi.
Sistem real-time bekerja melalui integrasi dengan metadata lagu yang sudah terpasang pada setiap file digital. Metadata ini menyimpan informasi penting, seperti judul lagu, nama pencipta, label musik, hingga kode identifikasi internasional. Ketika lagu tersebut diputar di platform digital, aplikasi atau sistem sensor akan langsung mengirimkan data ke pusat pengelolaan royalti.
Kelebihan utama dari sistem ini adalah akurasi. Musisi dapat mengetahui berapa kali lagu mereka diputar, di platform mana saja, bahkan di negara mana konsumsi terbanyak terjadi. Data ini kemudian diproses menjadi dasar perhitungan royalti.
Lebih dari itu, teknologi real-time juga memungkinkan distribusi yang lebih cepat. Jika sebelumnya musisi harus menunggu berbulan-bulan untuk menerima royalti, sistem baru ini bisa memangkas waktu menjadi lebih singkat.
Baca Juga : ”Government to Impose Digital and Crypto Taxes! Get Ready, They’ll Be Hunted Even More!”
Peran Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN)
Di Indonesia, salah satu pihak yang paling berperan dalam urusan royalti adalah Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Lembaga ini berfungsi sebagai pengumpul dan pendistribusi royalti bagi para pencipta, penyanyi, maupun produser rekaman.
Selama ini, LMKN kerap menghadapi kritik terkait transparansi dan kecepatan distribusi royalti. Namun, dengan memanfaatkan teknologi real-time, LMKN berkesempatan melakukan transformasi besar. Sistem pencatatan berbasis digital dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan dari para musisi.
Candra Darusman, seorang musisi senior sekaligus pemerhati kebijakan musik, menilai digitalisasi LMKN sangat mendesak. Menurutnya, penggunaan aplikasi khusus dalam acara konser, kafe, maupun ruang publik bisa meningkatkan pengumpulan royalti hingga tiga kali lipat. Artinya, teknologi bukan hanya soal transparansi, tetapi juga efektivitas pengumpulan.
Royalti di Era Streaming
Era streaming membawa perubahan signifikan dalam pola konsumsi musik. Jika dulu orang membeli kaset atau CD, kini mereka berlangganan platform digital seperti Spotify, Apple Music, Joox, dan YouTube Music. Setiap pemutaran lagu menghasilkan royalti, tetapi sistem pembagiannya kerap menjadi sorotan.
Dengan jutaan lagu yang diputar setiap hari, sulit memastikan semua data tercatat dengan baik. Banyak musisi kecil merasa tertinggal karena royalti yang mereka terima tidak sebanding dengan jumlah pemutaran.
Teknologi real-time hadir untuk mengatasi masalah ini. Platform dapat melaporkan data secara otomatis ke LMKN atau lembaga serupa, sehingga musisi mendapatkan bagian yang sesuai. Kata kunci “hak cipta” dan “streaming musik” menjadi semakin relevan dalam konteks ini, karena keduanya saling terkait dengan upaya memastikan keadilan di era digital.
Manfaat bagi Musisi
Penerapan teknologi real-time memberi sejumlah manfaat nyata bagi para pelaku musik. Pertama, musisi mendapatkan transparansi. Mereka bisa mengakses data pemutaran lagu secara langsung melalui dashboard atau aplikasi. Hal ini mengurangi potensi manipulasi data oleh pihak ketiga.
Kedua, pembayaran royalti bisa lebih cepat. Jika sistem konvensional memakan waktu berbulan-bulan, sistem baru memungkinkan pembayaran dilakukan dalam hitungan minggu, bahkan hari.
Ketiga, data real-time juga dapat digunakan sebagai bahan analisis. Musisi dapat mengetahui demografi pendengar mereka, tren popularitas lagu, hingga waktu terbaik untuk merilis karya baru. Informasi ini sangat berharga dalam menyusun strategi karier.
Tantangan Penerapan Teknologi
Meski menjanjikan, penerapan teknologi real-time bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah kesiapan infrastruktur digital di Indonesia. Masih ada ribuan desa yang belum terkoneksi internet dengan baik. Tanpa jaringan yang memadai, sulit untuk menjalankan sistem real-time secara optimal.
Selain itu, biaya implementasi teknologi ini juga tidak murah. Dibutuhkan investasi besar dalam perangkat lunak, sensor, serta integrasi dengan platform digital. Lembaga seperti LMKN dan para pengguna musik (misalnya kafe, radio, dan penyelenggara konser) harus siap menanggung biaya tersebut.
Aspek regulasi juga menjadi perhatian. Pemerintah perlu memperkuat dasar hukum terkait penggunaan teknologi dalam distribusi royalti. Hal ini penting agar semua pihak, baik musisi, platform, maupun pengguna musik, terikat dalam sistem yang sama dan tidak terjadi ketidakadilan.
Perbandingan dengan Negara Lain
Sejumlah negara maju sudah lebih dulu mengadopsi teknologi real-time dalam pengelolaan royalti musik. Misalnya, di Amerika Serikat, ASCAP dan BMI menggunakan sistem digital untuk mendeteksi pemutaran lagu di radio dan televisi.
Di Eropa, beberapa negara bahkan memanfaatkan teknologi fingerprinting audio, yang bisa mendeteksi lagu hanya dari potongan suara pendek. Teknologi ini membuat proses pencatatan semakin akurat.
Indonesia dapat belajar dari pengalaman negara lain, tetapi dengan menyesuaikan pada kondisi lokal. Tantangan utama Indonesia adalah besarnya skala wilayah dan beragamnya jenis penggunaan musik di ruang publik.
Dampak bagi Ekonomi Kreatif
Jika teknologi real-time benar-benar diterapkan secara luas, dampaknya tidak hanya dirasakan musisi, tetapi juga industri kreatif secara keseluruhan. Royalti yang adil akan meningkatkan kesejahteraan pencipta musik. Dengan demikian, mereka lebih termotivasi untuk berkarya dan menghasilkan karya berkualitas.
Di sisi lain, meningkatnya royalti juga berarti pemasukan pajak negara bertambah. Hal ini dapat memperkuat ekosistem ekonomi kreatif. Sektor musik bisa menjadi salah satu pilar penting dalam kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Kata kunci “ekonomi kreatif” dan “industri musik” menjadi relevan karena teknologi real-time mampu mengangkat keduanya ke level yang lebih tinggi.
Harapan Musisi dan Pemerintah
Musisi berharap agar penerapan teknologi real-time tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar dijalankan dengan serius. Mereka ingin melihat sistem yang transparan, adil, dan bisa diakses dengan mudah.
Pemerintah diharapkan mendukung dengan regulasi yang jelas serta dukungan infrastruktur digital. Kolaborasi antara pemerintah, LMKN, platform digital, dan musisi menjadi kunci utama kesuksesan sistem ini.
Teknologi real-time memang bukan obat mujarab yang bisa menyelesaikan semua masalah royalti musik dalam sekejap. Namun, sistem ini menawarkan langkah konkret menuju transparansi dan keadilan yang selama ini dirindukan musisi.
Dengan dukungan regulasi, infrastruktur, dan komitmen semua pihak, teknologi ini bisa menjadi tonggak penting dalam sejarah industri musik Indonesia. Royalti bukan lagi sesuatu yang samar, melainkan hak yang jelas, terukur, dan dapat diakses oleh setiap pencipta.
Era baru musik Indonesia ada di depan mata era di mana teknologi real-time memastikan setiap nada yang diputar membawa manfaat bagi penciptanya.

